Apresiasi Buku Journalism Online
I.
Rangkuman
Ketika anda bisa menerbitkan sesuatu dari
kamar tidur anda, anda tahu sesuatu telah berubah. Ketika anda bisa menemukan
saudara di daerah gempa bumi dengan cara menulis pesan di bulletin board di sisi lain dunia, anda tahu sesautu telah berubah.
Pertanyaanya bukan ‘jika’, tapi ‘bagaimana’. Bagaimana semuanya beubah dan
bagaimana media ini bisa dimanfaatkan untuk hasil yang paling baik? Buku ini bedasarkan beberapa dasar pikiran:
1.
Online adalah media berbeda.
2.
Semua elemen dari media harus
mendukung isi.
3.
Aplikasi dari prinsip dan
proses inti jurnalistik harus menginformasikan semua tahapan isi dan presentasi
online.
4.
Jurnalisme online adalah gereja global-- isinya harus mencakup jangkauan yang
sangat luas.
Ketika
mengoperasikan jurnalisme online ini
dengan media online, beberapa hal
menarik mulai terjadi. Dimensi digital memiliki dampak dari setiap tahapan
poses jurnalistik. Hal ini memungkinkan baik jurnalis dan pembaca untuk
melakukan apa yang mereka lakukan sebelumnya (misalnya mengakses informasi)
lebih luas dan cepat. Hal ini juga membuat mereka melakukan hal baru. Namun,
proses inti dari jurnalistik sendiri harus dipahami terlebih dahulu.
Pencarian
dan Pelaporan Online
Ketika mencari cerita, anda bisa menemukan
sumber informasi yang berbeda. Ini bisa menyangkut cerita sebelumnya, dokumen
asli, data mentah, press release atau
informasi dari masing-masing indvidu. Jumlah informasi yang meningkat ini
digitalisasi dan disimpan online,
dengan potensi mengubah proses pencarian jurnalistik. Jika ada tahu dimana dan
bagaimana menanggapi hal ini, anda akan memperoleh keuntungan dari:
-
Jangkauan akses untuk sumber,
baik orang, dokumen, data atau arsip berita.
-
Jumlah yang dapat diakses,
jutaan dokumen, cerita dan kontak.
-
Kecepatan mengakses
-
Apa yang bisa anda lakukan
dengan informasi ketika anda mendapatkannya. Misalnya menganalisis data.
-
Kemampuan untuk meneyediakan
forum debat, diskusi dan ahli melalui diskusi email atau newsgroup.
Online sebagai Media
Penerbitan
Setelah
mengumpulkan dan memilih informasi, jurnalis akan menbagikannya pada pembaca.
Prose penerbitan media ‘lama’ itu sedikit kompleks. Menerbitkan surat kabar
harian adalah bisnis yang ruwet. Memerlukan kesenambungan dari aktivitas
berbeda dengan jangkauan orang yang
banyak. Penerbitan online dapat
membuka jalan baru dalam penyebaan
informasi dan membangun hubungan yang lebih dinamis dengan pembaca. Penyebaran informasi jurnalisme online:
1.
Immediacy. Kesegeraan atau kecepatan
penyampain informasi.
2.
Multiple pagination. Bisa berupa ratusan
page (halaman), terkait satu sama
lain, juga bisa dibuka tersendiri (new
tab/new window)
3.
Multimedia. Menyajikan gabungan teks,
gambar, audio,video dan grafis sekaligus.
4.
Flexibility delivey platform. Jurnalis
dapat menulis berita kapan saja dan dimana saja.
5.
Archieving. Terasipkan, dapat
dikelompokkan berdasarkan kategori (rubrik) atau kata kunci, juga tersimpan
lama yang dapat diakses kapanpun.
6.
Relationship with reader. Hubungan,
kontak atau interaksi dengan pembaca dapat “langsung” saat itu juga .
7.
Interactivity. Memungkinkan konsumen
(pembaca) berinteraksi dengan produk.
8.
Linkage. Memiliki hubungan. Konten bisa
berupa bagian berita dn beberapa fakta yang berhubungan atau web sites pemerintah, pengawas sekolah,
partai politik, dan lain-lain.
Dampak dari Jurnalisme Online
Banyak jurnalis yang menggunakan akses untuk
melakukan pencarian online. Bahkan
beberapa ruang beita, kebanyakan di UK, mulai menyediakan berbagai fasilitas
yang dibutuhkan, bahkan kebutuhan dasar seperti koneksi internet. Selain itu, surat
kabar yang tadinya diterbitkan setiap siang dan memiliki siklus yang selalu
sama, dengan online berubah menjadi
mesin berita 24 jam.
II.
Apresiasi
Buku Journalism
Online karya Mike Ward ini menjelaskan jurnalisme online dari awal perkembangannya. Buku ini juga membandingkan
jurnalisme “tua” dengan perkembangan jurnalisme sekarang. Sebelum menjelaskan
detail apa itu jurnalisme online, buku
ini menjelaskan pengertian istilah-istilah yang berhubungan dengan online itu sendiri. Membuat para pembaca
yang belum mengerti istilah-istilah asing dalam jurnalisme online menjadi sedikit lebih mengerti. Setelah itu, buku ini
mengajak pembacanya memahami tentang prinsip-prinsip dalam jurnalisme. Buku ini
juga menjelaskan cara menulis hingga membuat desain web. Sayangnya, karena buku
ini berbahasa Inggris, interpretasi dan pemahaman pembaca tentunya
berbeda-beda. Apalagi ada kata-kata yang khusus tentang jurnalisme online dan jika dicari di kamus kata
tesebut belum tentu sesuai dengan konteks yang dimaksud penulis buku. Selain
itu, gambar-gambar pendukung dalam buku ini disajikan dengan warna hitam dan
putih saja, padahal penyajian gambar dengan warna lain tentunya akan lebih
menarik perhatian pembaca.
Buku Journalism
Online dibandingkan dengan buku Jurnalisme
Kontemporer menjelaskan lebih
detail tentang jurnalisme online. Walaupun tidak menjelaskan secara detail, buku Jurnalisme Kontemporer ini ini
sudah memberikan informasi yang sangat lengkap dan dibutuhkan untuk memahami
jurnalisme online. Buku ini juga
melengkapi materinya dengan salah satu artikel dari koran. Sementara itu buku The Journalist hanya menjelaskan jurnalisme online secara umum. Awal mula kemunculannya, keunggulannya, hingga
perkembangannya di Indonesia. Semuanya bersifat umum dan singkat. Hanya sebagai
pelengkap informasi saja. Kedua buku ini tidak detail jika dibandingkan dengan Journalism Online karena kedua buku ini
memang membahas semua hal mengenai jurnalistik secara umum. Berbeda dengan buku Journalism Online yang memang khusus membahas tentang jurnalisme online. Buku Jurnalisme Siber juga menjelaskan dengan detail tentang jurnalisme online. Buku berbahasa Indonesia ini
terhitung lebih mudah dipahami dan dibaca karena bahasanya adalah bahasa
Indonesia. Berbeda dengan buku Journalism
Online yang berbahasa Inggris. Meskipun sama-sama membahas tentang
jurnalisme online, buku Jurnalisme Siber lebih detail
menjelaskan tentang teknis pemberitaan jurnalisme online sementara buku Journalism
Online lebih detail menjelaskan tentang apa yang harus dipersiapkan sebelum
melakukan kegiatan jurnalistik online.
Daftar Pustaka
M. Badri. 2013. Jurnalisme
Siber. Riau: Riau Creative Mutimedia.
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme
Kontemporer. Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia.
Ward, Mike. 2002. Journalism
Online. Inggris: Focal Press.
Zaenuddin HM. 2011. The Journalist. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Posting Komentar