Apresiasi Buku Journalism Online oleh Mike Ward #01

T8/OJ2013
Rachma Mutia Bakhtiar
210110120097 
Apresiasi Buku Journalism Online

I.                    Rangkuman
Ketika anda bisa menerbitkan sesuatu dari kamar tidur anda, anda tahu sesuatu telah berubah. Ketika anda bisa menemukan saudara di daerah gempa bumi dengan cara menulis pesan di bulletin board di sisi lain dunia, anda tahu sesautu telah berubah. Pertanyaanya bukan ‘jika’, tapi ‘bagaimana’. Bagaimana semuanya beubah dan bagaimana media ini bisa dimanfaatkan untuk hasil yang paling baik?  Buku ini bedasarkan beberapa dasar pikiran:
1.       Online adalah media berbeda.
2.       Semua elemen dari media harus mendukung isi.
3.       Aplikasi dari prinsip dan proses inti jurnalistik harus menginformasikan semua tahapan isi dan presentasi online.
4.       Jurnalisme online adalah gereja global-- isinya harus mencakup jangkauan yang sangat luas.
Ketika mengoperasikan jurnalisme online ini dengan media online, beberapa hal menarik mulai terjadi. Dimensi digital memiliki dampak dari setiap tahapan poses jurnalistik. Hal ini memungkinkan baik jurnalis dan pembaca untuk melakukan apa yang mereka lakukan sebelumnya (misalnya mengakses informasi) lebih luas dan cepat. Hal ini juga membuat mereka melakukan hal baru. Namun, proses inti dari jurnalistik sendiri harus dipahami terlebih dahulu.
Pencarian dan Pelaporan Online
Ketika mencari cerita, anda bisa menemukan sumber informasi yang berbeda. Ini bisa menyangkut cerita sebelumnya, dokumen asli, data mentah, press release atau informasi dari masing-masing indvidu. Jumlah informasi yang meningkat ini digitalisasi dan disimpan online, dengan potensi mengubah proses pencarian jurnalistik. Jika ada tahu dimana dan bagaimana menanggapi hal ini, anda akan memperoleh keuntungan dari:
-          Jangkauan akses untuk sumber, baik orang, dokumen, data atau arsip berita.
-          Jumlah yang dapat diakses, jutaan dokumen, cerita dan kontak.
-          Kecepatan mengakses
-          Apa yang bisa anda lakukan dengan informasi ketika anda mendapatkannya. Misalnya menganalisis data.
-          Kemampuan untuk meneyediakan forum debat, diskusi dan ahli melalui diskusi email atau newsgroup.

Online sebagai Media Penerbitan
Setelah mengumpulkan dan memilih informasi, jurnalis akan menbagikannya pada pembaca. Prose penerbitan media ‘lama’ itu sedikit kompleks. Menerbitkan surat kabar harian adalah bisnis yang ruwet. Memerlukan kesenambungan dari aktivitas berbeda dengan jangkauan  orang yang banyak. Penerbitan online dapat membuka  jalan baru dalam penyebaan informasi dan membangun hubungan yang lebih dinamis dengan pembaca.  Penyebaran informasi jurnalisme online:
1.       Immediacy. Kesegeraan atau kecepatan penyampain informasi.
2.       Multiple pagination. Bisa berupa ratusan page (halaman), terkait satu sama lain, juga bisa dibuka tersendiri (new tab/new window)
3.       Multimedia. Menyajikan gabungan teks, gambar, audio,video dan grafis sekaligus.
4.       Flexibility delivey platform. Jurnalis dapat menulis berita kapan saja dan dimana saja.
5.       Archieving. Terasipkan, dapat dikelompokkan berdasarkan kategori (rubrik) atau kata kunci, juga tersimpan lama yang dapat diakses kapanpun.
6.       Relationship with reader. Hubungan, kontak atau interaksi dengan pembaca dapat “langsung” saat itu juga .
7.       Interactivity. Memungkinkan konsumen (pembaca) berinteraksi dengan produk.
8.       Linkage. Memiliki hubungan. Konten bisa berupa bagian berita dn beberapa fakta yang berhubungan atau web sites pemerintah, pengawas sekolah, partai politik, dan lain-lain.
                               
Dampak dari Jurnalisme Online
Banyak jurnalis yang menggunakan akses untuk melakukan pencarian online. Bahkan beberapa ruang beita, kebanyakan di UK, mulai menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan, bahkan kebutuhan dasar seperti koneksi internet. Selain itu, surat kabar yang tadinya diterbitkan setiap siang dan memiliki siklus yang selalu sama, dengan online berubah menjadi mesin berita 24 jam.
II.                  Apresiasi
Buku Journalism Online karya Mike Ward ini menjelaskan jurnalisme online dari awal perkembangannya. Buku ini juga membandingkan jurnalisme “tua” dengan perkembangan jurnalisme sekarang. Sebelum menjelaskan detail apa itu jurnalisme online, buku ini menjelaskan pengertian istilah-istilah yang berhubungan dengan online itu sendiri. Membuat para pembaca yang belum mengerti istilah-istilah asing dalam jurnalisme online menjadi sedikit lebih mengerti. Setelah itu, buku ini mengajak pembacanya memahami tentang prinsip-prinsip dalam jurnalisme. Buku ini juga menjelaskan cara menulis hingga membuat desain web. Sayangnya, karena buku ini berbahasa Inggris, interpretasi dan pemahaman pembaca tentunya berbeda-beda. Apalagi ada kata-kata yang khusus tentang jurnalisme online dan jika dicari di kamus kata tesebut belum tentu sesuai dengan konteks yang dimaksud penulis buku. Selain itu, gambar-gambar pendukung dalam buku ini disajikan dengan warna hitam dan putih saja, padahal penyajian gambar dengan warna lain tentunya akan lebih menarik perhatian pembaca.
Buku Journalism Online dibandingkan dengan buku Jurnalisme Kontemporer menjelaskan lebih detail tentang jurnalisme online.  Walaupun tidak menjelaskan secara detail, buku Jurnalisme Kontemporer ini ini sudah memberikan informasi yang sangat lengkap dan dibutuhkan untuk memahami jurnalisme online. Buku ini juga melengkapi materinya dengan salah satu artikel dari koran.  Sementara itu buku The Journalist hanya menjelaskan jurnalisme online secara umum. Awal mula kemunculannya, keunggulannya, hingga perkembangannya di Indonesia. Semuanya bersifat umum dan singkat. Hanya sebagai pelengkap informasi saja. Kedua buku ini tidak detail jika dibandingkan dengan Journalism Online karena kedua buku ini memang membahas semua hal mengenai jurnalistik secara umum.  Berbeda dengan buku Journalism Online yang memang khusus membahas tentang jurnalisme online. Buku Jurnalisme Siber juga menjelaskan dengan detail tentang jurnalisme online. Buku berbahasa Indonesia ini terhitung lebih mudah dipahami dan dibaca karena bahasanya adalah bahasa Indonesia. Berbeda dengan buku Journalism Online yang berbahasa Inggris. Meskipun sama-sama membahas tentang jurnalisme online, buku Jurnalisme Siber lebih detail menjelaskan tentang teknis pemberitaan jurnalisme online sementara buku Journalism Online lebih detail menjelaskan tentang apa yang harus dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan jurnalistik online.

Daftar Pustaka

M. Badri. 2013. Jurnalisme Siber. Riau: Riau Creative Mutimedia.
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Ward, Mike. 2002. Journalism Online. Inggris: Focal Press.
Zaenuddin HM.  2011. The Journalist. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Orientasi Jurnalistik
Copyright © 2013. AdaApa.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger