T8/OJ2013
Noviany
Suryani
210110120181
Apresiasi Buku “Jurnalisme Online”
Karya Mike Ward
I.
Rangkuman
Telah
terjadi pergeseran paradigma pada cara kita hidup dan berkomunikasi.
Pengaksesan informasi digital ada dimana-mana. Online adalah medium khusus
karena memiliki berbagai segi. Semua medium harus mendukung konten-konten yang
ada. Penerapan prinsip-prinsip jurnalistik inti dan proses harus
menginformasikan semua tahapan penciptaan konten online dari ide asli ke
halaman jadi. Jurnalisme online adalah sebuah gereja yang luas - merangkul
konten pembuatan di berbagai jenis (misalnya berita dan informasi) dan
pengaturan (misalnya komersial serta berita berbasis).
Dimensi
digital menjelaskan, jurnalisme online memliki pengaruh pada setiap tahapan
dalam proses jurnalistik. Jurnalisme online membiarkan jurnalis dan pembacanya
melakukan akses pencarian informasi lebih luas dan cepat.
Sekarang
ada jutaan website, dibangun dan diselenggarakan oleh segudang organisasi dan
individu, misalnya organisasi berita
(misalnya surat kabar, televisi dan perusahaan berita lembaga), organisasi
komersial (misalnya produsen, pengecer dan jasa keuangan), organisasi dari
pemerintah pusat dan daerah, kelompok
penekan - orang yang ingin mengubah sesuatu, baik dala bidang politik, sosial
atau ekologis, organisasi tidak-untuk-profit (misalnya amal dan komunitas
kelompok), dan jutaan orang, yang menggunakan Web untuk menceritakan kepada
dunia tentang obsesi mereka, keyakinan dan keinginan.
Sebagai
inti, proses jurnalistik memiliki empat tahapan. Pertama, kenali dan temukan
berita atau informasi yang dapat menarik pembaca. Kemudian kumpulkan seluruh
elemen yang dibutuhkan untuk menceritakan kejadiannya. Lalu pilih materi-materi
yang paling bagus. Terakhir sajikan berita tersebut seefektif mungkin. Empat
tahapan proses jurnalistik dapat disederhanakan
menjadi dua sesi. Yang pertama adalah teliti dan laporkan. Yang kedua adalah menyusun
cerita dan dimuat.
Media
online, seperti yang sudah kita ketahui, dapat menjadi berbeda. Dalam jaringan,
pembaca dapat memilih info apa yang mau mereka baca dan meninggalkan yang tidak
mereka baca.
Untuk membuat
tulisan yang baik, dibutuhkan informasi.
Tidak hanya yang spesifik tapi juga hal-hal kontekstual yang dapat
menambah pengetahuan. Banyak informasi dari internet dapat dicari di World Wide
Web (www). Tapi, yang harus diperhatikan, jaringan tidak seperti perpustakaan.
Akan sangat membantu bila kita mengoleksi tipe-tipe situs yang ada. Atau bisa
juga menggunakan alat pencari (search engines).
Dalam
melakukan pencarian, akan menjadi sulit bila kita tidak dapat menggunakan
bahasa si mesin pencari. Hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Cara terbaik agar
si mesin pencari mengerti dan mencarikan apa yang kita inginkan adalah dengan
mencoba sespesifik mungkin.
Jurnalis
adalah seniman yang ahli dalam berkata-kata. Kemampuan mereka dalam membuat
headline sudah jelas bagi para jurnalis cetak. Tapi ini tidak akan sama dalam
jurnalisme online. Web adalah rumah dari berjuta-juta headline dan link. Kita
harus membuat headline yang tepat agar banyak orang yang mengunjungi situs
kita.
Brock N.
Meakes percaya, kalau kau penulis yang baik dan kau punya cerita yang bagus
untuk disampaikan, orang akan terus membaca tulisanmu hingga akhir. Tak peduli
dimanapun itu terstulis. Baik di web, koran, bahkan di dinding kamar hotelmu
sekalipun.
Orang-orang
tertarik pada desain sebuah web tapi terkadang ada juga opini-opini yang
menentang. Divergensi sudut pandang ini biasa disebut sebagai ‘seni lawan
pekerja’ atau ‘strukturalis lawan desainer’. Padahal, segalanya tidak selalu
seperti apa yang terlihat. Perlu diingat kalau keduanya memiliki nilai.
Percayalah kalau keduanya adalah komunikasi yang dilakukan dengan cara berbeda.
Web adalah perantara yang belum matang.
Internet juga dapat memberikan perbedaan besar dalam konten-konten web kepada
audiens dalam jarak yang tak terpararel. Maka, kita harus fokus mendesain
sebagai salah satu bentuk komunikasi karena mendesain memang berkomunikasi.
Selain itu, ini adalah keberlanjutan dari proses jurnalisme online.
Menurut
Lynch dan Horton (1999), langkah awal dalam mendesain sebuah website adalah meluruskan tujuan. Tanpa
misi yang objektif dan jelas proyek sebuah web
akan mengalami penyimpangan.
II.
Apresiasi
Seperti
yang ditulis Mike Ward dalam bukunya, Journalism
Online, telah terjadi pergeseran
paradigma pada cara kita hidup dan berkomunikasi. Ya benar. Hal ini ditandai dengan munculnya jurnalisme online. Sempat didiskusikan dalam suatu lokakarya
yang diadakan oleh Yayasan Jurnalisme Independen (YJI), apakah ada baiknya bila
jurnalisme online dibuatkan sebuah
kode etik untuk menunjang keprofesiannya.
Buku Journalism Online yang ditulis oleh Mike Ward ini memberikan
pengetahuan-pengetahuan mendasar mengenai media baru yakni media dalam
jaringan. Dalam bukunya, ia memberikan tuntunan lengkap untuk memproduksi
sebuah situs berita. Mulai dari penjelasan tentang jurnalisme online, cara mencari berita, cara
menuliskannya, membuat HTML, sampai mendesain sebuah website.
Ward
mengatakan membuat tulisan pada media dalam jaringan memerlukan keahlian khusus
yang berbeda dengan tulisan-tulisan di media massa cetak. Hal ini juga
dituliskan dalam buku yang ditulis oleh Septiawan Santana K. dengan berjudul Jurnalisme Kontemporer. “Tulisan gaya piramida terbalik berguna bagi surat
kabar karena pembaca dapat berhenti kapan saja dan masih mendapatkan bagian
penting dari tulisan tersebut. Dalam web,
piramida terbalik menjadi lebih penting. Para penggunanya kerap hanya membaca
bagian atas sebuah tulisan. Mereka tidak meneruskan bacaannya.” (2005:138). Ini
artinya, keahlian jurnalis dalam membuat berita dengan pola piramida terbalik
harus semakin dipertajam dalam jurnalisme online.
Karena, dalam jurnalisme online
sangat penting untuk dapat menentukan pembuka yang tepat pada suatu
pemberitaan.
Seperti
yang dikatakan Septiawan dalam bukunya Jurnalisme Kontemporer, segala hal yang
baru tidak pernah mematikan yang lama. Hanya melengkapi. Berarti jurnalisme online sebenarnya tidak mematikan
jurnalisme cetak maupun elektronik. Teknis pembuatan beritanya pun sama.
Seperti yang ditulis dalam buku Ashadi Siregar (1998:43) Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa yang
menjelaskan tentang sumber berita. Wartawan mencari atau mengumpulkan fakta
lewat pengamatan (observasi), wawancara, atau melakukan riset dokumentasi. Ward
menuliskan dalam bukunya, kumpulkan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk
melengkapi informasi. Hampir sama dengan yang Ashadi Siregar sebutkan, namun
Ward mengungkapkannya dengan lebih simpel.
Dalam buku
Journalism Online ini pun dipaparkan
bagaimana mencari dan menemukan informasi yang kita perlukan di mesin pencari.
Hal ini akan sangat membantu karena banyak orang yang sering menggampangkan
cara menggunakan mesin pencari.
Kemudian,
terdapat perbedaan teknik pencarian berita yang ditulis Mike Ward ini dengan
buku Sepuluh Pelajaran untuk Wartawan (2000:
221-315) yang mengatakan bahwa proses
jurnalisme terdiri dari rapat perencanaan, penugasan, inisiatif tunggal,
liputan dan melaporkan peristiwa. Dalam buku Journalism Online, Mike Ward mengatakan kalau tahapan pencarian
berita ada 4 yakni kenali dan temukan berita atau informasi yang dapat menarik
pembaca, kumpulkan seluruh elemen yang dibutuhkan untuk menceritakan
kejadiannya, lalu pilih materi-materi yang paling bagus, dan sajikan berita
tersebut seefektif mungkin.
Daftar
Pustaka
Ward,
Ward. Jurnalisme Online .
2002. Oxford: Focal Press
Nur Zaen Hae. 2000. Sepuluh Pelajaran untuk Wartawan. Jakarta:Kedutaan Besar Swiss
Siregar,
Ashadi. 1998. Bagaimana Meliput dan
Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta:
Kanisius.
Santana
K., Septiawan. 2005. Jurnalisme
Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Posting Komentar